MENGENAL BAHASA DAYAK
(Tengon / Sempatung)
Adil ka talino, bacuramin ka saruga, basengat ka jubata.
Itulah salamnya orang Dayak, yang diucapakan ketika mau berpidato, dst.
Artinya,” Adil kesesama Manusia, bercermin kekebaikan, bergantung ke Tuhan”
Jawabanya,”Harus...” tapi dibacanya terdengar seperti ”arus..” bunyi h dan r-nya luluh.
Salah satu bahasa di pedalaman Kalbar adalah bahasa Dayak Tengon/ Sempatung.
Tengon dan Sempatung adalah dua dusun yang bertetangga, bahasanya mirip tapi berda. Mereka berbicara nayaris tak kedengaran (seperti berbisik) namun mereka dapat berkomunikasi pada jarak jauh, dengan cara membaca gerak bibir atau mulutnya. Kata-katanya pun pendek-pendek seperti disingkat.
Bisa saya tidak mengetahui/ tidak mendengar kalo murid saya saling berkomunikasi/ bekerja sama saat ulangan di kelas, tapi kawan saya (guru putra daerah) mengetahuinya. Hebat kan?
Contoh:
Beberapa kata sehari-hari dalam bahasa Tengon:
Makan = me ; Sudah = ko
Makan nasi = me bi ; Belum = ko eh
Minum = nok ; Apa = nne
Minum air kopi = nok in kopi ; Cewe = dayung
Kamu = mu ; Mendengar = genge
Saya = ku ; Melihat = nney
Kita semua = te bobo ; Lapar = belek
Mereka = iyuh ; Tidur = ndem
Jalan = penu ; Mandi = mamuy
Bangun tidur = mekan ndem ; Pagi = lem babut
Siang = nganduo ; Sore = ndo ngamoy dst.
1 = nju, 2 = dueh, 3 = taluy, 4 = pi, 5 = lemuh, 6 = num, 7 = ju, 8 = meey
9 = peey, 10 = semu dst.
Berikut ini contoh percakapan dalam bahasa Tengon beserta terjemahaanya:
Si A = ngake’ mende? (kapan datang?)
Si B = ngamey (kemarin)
Si A = mende deki mu melek ney? (kemana saja kamu baru kelihatan?)
Si B = eh, gawe ke kapung ( ada, kerja di kampung)
Si A = mu ko me yeh? (sudah makan belum?)
Si B = ko eh, ke titih ku belek, e bi? (belum, sekarang saya lagi lapar, ada nasi?)
Si A = eh, to meme me’ (ada,kalo begitu kita sama-sama makan)
Si B = e’, makasih iyok. (yah, terima ksih banyak)
Bersambung.